Rabu, 07 Desember 2011


Memaknai Linangan Air  Mata


Bismillahirrahmanirrahiim..


Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.


❀❀.• .¸¸¸¸.••.¸¸¸¸.•*¨*•¸¸¸•             

Membahas dan berbicara mengenai linangan air mata, berarti kita memaknai secara postif. Keluarnya air mata jangan dimaknai sebagai pribadi cengeng, terlebih mengarah pada nuansa kelemahan karakter. Setiap manusia dalam perjalan kehidupan didunia ini ,selalu akrab merasakan silih bergantinya suka dan duka.


Karena demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala, Mencipatakan segala sesuatu di alam semesta berpasang-pasangan, malam berpasangan dengan siang,wanita berpasangan dengan laki-laki,derita berpasangan dengan kebahagian dan lain sebagainya.


Disatu sisi kehidupan dinikmati dengan menyenangkan dan melahirkan kegembiran,namun disisi lain manusia juga melewati kajadian yang berbalut derita,mengibah tak seorangpun yang peduli,sehingga muncullah pesimis, karena beban derita dialami tak terasa air mata pun mengucur karena kegoncangan jiwa .


Terlepas itu semua, sebagai muslim  tentu saja yang paling mendasar, harus kita kembalikan kepada keimanan,Kita harus meyakini bahwa rentetan kejadian bencana atau musibah,rangkaian keberhasilan dan kegembiraan telah  digariskan oleh-Nya, dan tersusun dalam Rencana-Nya,


Mengurai air mata atau menangis bisa memantulkan, kekuatan qalbu yang lembut   kedalaman penghayatan, dan kepekaan jiwa sebagai indakasi sikap tawadhu,yang melahirkan  kesadaran seorang hamba,yang menyerahkan dirinya secara total  kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Ibnu Qayyim  membagi air mata ini terdapat 10 (sepuluh)  jenis Tangisan :

1) Menangis karena kasih sayang dan kelembutan hati.
2) Menangis karena rasa takut dan khawatir.
3) Menangis karena cinta dan kerinduan.
4) Menangis karena gembira dan bahagia.
5) Menangis karena menghadapi beban penderitaan.
6) Menangis karena terlalu sedih.
7) Menangis karena merasa hina dan lemah.
8) Menangis untuk mendapat belas kasihan orang.
9) Menangis karena solidaritas ukhuwah
10) Menangis pura-pura
.

Pada dasarnya menangis ,menguraikan air mata tidaklah dilarang, bahkan  menangis di dunia itu lebih baik bagi kita, ketimbang kita menangis di akhirat kelak. Menyadari bahwa dunia adalah rumah ujian, rumah dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih hamba-hamba-Nya yang terbaik kwalitas keimananya.


Merenungkan dosa-dosa,merenungkan berbagai kejadian pada hari kiamat,pada kondisi demikian     lahirlah rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , sehingga saat seperti inilah, linangan air mata tak terasa mengucur deras.


Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :


“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu Bahwa” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :  “Tidak akan masuk ke dalam Neraka, Seseorang yang pernah menangis karena Takut Kepada ALLAH, Sehingga air susu kembali ke putingnya, dan tidak akan dapat bersatu debu saat berjihad fisabilillah dengan asap neraka jahannam”. (HR. At Tarmidzi).


Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,sebagai Rasul  yang mulia, yang sang mencintai umatnya, berlinang air mata  tersedu-sedu,ketika mengingat  umatnya,menerawang jauh kedepan mengenai masa depan umatnya.


Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,tidak menginginkan kita umatnya menjadi lemah,baik lemah phisik,lemah persaudaraan ,lemah tarbiyah (pendidikan),lemah ekonomi,apalagi lemah dalam keimanan.


Dalam sebuah Hadist dijelaskan,bahwa  permintaan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,kepada sahabatnya Ibnu Mas’ud untuk membacakan ayat-ayat Al Quran (QS. An Nisa : 41).


 Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :


‘Dan Bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti),Jika KAMI mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari setiap umat,dan Bagaimanakah bila KAMI mendatangkan Engkau (Rasulullah),sebagai saksi atas semua mereka.” (QS. An Nisa : 41).


Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :


“Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhu’Bahwa  Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda : “Bacakanlah kepadaku Al Quran. Aku menjawab, “Ya Rasulullah bagaimana aku akan membacakan Al Qur’an kepadamu, padahal kepadamulah Al Quran itu telah Diturunkan. Rasulullah  Bersabda: “Aku hanya ingin  mendengar Al Quran itu dibaca oleh orang lain. Maka aku membaca surat An Nisa’ sampai kepada ayat fakayfa idzaa ji’naa min kulli ummatin bi syahiidin waji’naa bika ‘alaa haaulai syahidan “(Bagaimanakah bila KAMI telah mendatangkan Engkau (Rasulullah) sebagai saksi atas semua mereka)” Rasulullah Bersabda, “ Cukuplah bacaanmu itu Ibnu Mas’ud. Maka Ibnu Mas’ud Berkata, “Maka aku menoleh pada Rasulullah , Maka kulihat Mata Rasulullah  Berlinang basah oleh air mata. (HR. Bukhari dan Muslim).


Dari uraian Hadist diatas, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Berlinang air mata karena sangat mencintai umatnya, Tentunya  seorang muslim  yang takut  dan mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, hendaklah mengingat dan meninggalkan generasi mendatang,dengan bekal pembinaan tauhid yang tangguh,pembinaan akhlaq yang mulia. Sehingga  tidak meninggalkan generasi yang lemah.


Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :

“Dan Hendaklah takut kepada ALLAH, orang-orang yang sekiranya meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka,yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraanya).Oleh sebab itu, hendaklah mereka  bertaqwa kepad ALLAH,dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.”(QS. An Nisa : 9).


Orang-orang yang beriman, mereka takut terhadap siksa pada hari akhirat,  berusaha menjaga diri dari siksa-Nya dengan senantiasa meningkatkan ketaqwaanya,dengan taat   melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala yang larangan-Nya.  

Sekiranya kita mengetahui bahwa linangan air mata karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, merupakan tetesan yang paling dicintai-Nya. Tentulah  kita akan berusaha menangis dan sedikit tertawa.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :


“Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu Berkata” Pada suatu hari Rasulullah Berkhutbah yang mana belum pernah aku mendengar khutbah
.Rasulullah yang seperti itu. Dan  Rasulullah  Bersabda dalam khutbahnya itu: “Sekiranya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu semua akan sedikit Tertawa dan banyak Menangis”. Anas berkata, “saat itu para Sahabat Nabi semuanya menutup wajah mereka sambil menangis tersedu-sedu. (HR. Bukhari dan  Muslim)


Makna yang terkandung dalam Hadits ini menunjukkan anjuran menangis karena takut terhadap siksa Allah  Subhanahu wa Ta’ala,  sedikit  tertawa, dan sering menangis merenungi kelalaian karena segala khilaf dan perbuatan dosa-dosa.Demikian juga para sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, sering mengucurkan air mata karena rasa takut dan kecitaannya kepada Rabb-Nya. 


Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :


“Dari Anas Radhiyallahu Anhu Berkata, Bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda pada Ubay bin Ka’ab, “ALLAH telah menyuruh Aku membacakan surat Lam Yakunil ladzina (Al Bayyinah) kepadamu. Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu Anhu Bertanya, Apakah ALLAH menyebut namaku, ya Rasulullah?” Rasulullah  menjawab “Iya. Namamu dan nama bapakmu.” Maka menangislah Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu ‘Anhu”. (HR. Bukhari  dan Muslim).


Marilah kita menjaga seluruh anggota badan dari perbuatan dosa, Beristigfar pada-Nya dengan lafadz-lafadz istighfar yang agung dan mulia,memilih  waktu dan tempat yang mustajab agar permohonan bathin kita di dengar  Oleh-Nya.

Menunaikan shalat  Qiyamul lail, mengokohkan kembali tiang ketaqwaan dalam jiwa, mengundang kembali datangnya ketentraman qalbu,bertaqarrub kepada-Nya,merenungkan kehidupan sesudah mati yaitu hidup kekal abadi di negeri ahirat kelak,dengan demikian linangan air mata terus mengucur.   

Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, . Mudah-mudahan manfaat buat kita semua,yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,Yang kurang dan khilaf mohon sangat  dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq  Watawa saubil shabr “.Semoga  Allah Subhanahu wa Ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahuma AAmiin…

.•Walhamdulillah Rabbil’alamin •.

♥♥.•*´¨`*•. ¸  •.♥♥¸.•'´)•.♥♥

❀❀ Sahabat  Ukhuwah fillah ALL ❀❀  

Silakan di Share….Semua untuk Umat dan Syiar Islam,  Kunjungi page kami dibawah ini dan klik ''Like/Suka'' untuk Bergabung.  

Jazzakumullahu khayran wa Barakallahu fiikum.

MENATA AKHLAQ  Menuju Ridha dan Cinta-NYA

WANITA SHOLEHAHMutiara  Muslimah  Sejati

INDAHNYA MERANGKAI  Silaturrahmi dan Ukhuwah
Abdul Haris Muenthazzar


SaLaM SantuN Erat  SiLatuRahmi dan UkhuWaH FillaH

¸.••. ¸.••.❀❀.••.¸


Hidup Tentram Dengan Qana’ah


Bismillahirrahmanirrahiim..


Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh


.¸.••. •.❀❀..•✿ ✿¸.•.

Sebagimana kita ketahui bersama bahwa dalam realitas kehidupan, tidak sedikit manusia saat ini selalu mengukur kesempurnaan seseorang hanya dilihat dari sisi kehidupan dunia semata, dan mengabaikan sisi kehidupan di negeri akhirat kelak.

Bahkan  pada akhirnya  mereka berasumsi, bahwa memiliki harta yang berlimpah,status sosial yang tinggi di masyarakat adalah jaminan untuk hidup tentram. Pandangan tersebut muncul karena telah terjebak  pada paham materialisme yang selalu mengedepankan aspek materi sebagai alat ukur dalam menilai segala sesuatu.

Islam mengajarkan kita pada umatnya bahwa kehidupan didunia adalah tempat kita bercocok tanam. Sedang akhirat adalah  tempat kita menuai hasil. Namun demikian Islam tidak  pernah melarang umatnya untuk berikhtiar mengais rezeki dunia sebagai amal ibadah , bahkan bekerja adalah salah satu kewajiban yang di syariatkan dalam Islam.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman  :

"Apabila telah ditunaikan Shalat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi, dan carilah karunia ALLAH sebanyak-banyaknya dan ingatlah ALLAH banyak-banyak agar kamu beruntung." (Q.S Al-Jum'ah : 10).

Beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentunya kita akan mematuhi semua Perintah-Nya dan melaksanakan apa-apa yang dikehendaki-Nya,menyerahkan segala urusan secara total kepada-Nya dan ikhlas menerima apapun yang diberikan-Nya.Dengan demikian kita akan memperoleh ketenagan,kedamaian dan akan tentram menikmati kehidupan dengan Qana’ah 

Qana’ah adalah merasa puas dan ikhlas menerima dengan senang hati apapun yang diberikan Allah Subhanhu wa Ta’ala kepada kita. Apakah bentuk pemberian tersebut sesuai dengan keinginan kita atau tidak. Dengan satu keyakinan bahwa kenyataan itulah yang terbaik dan paling manfaat bagi kita, sebab hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang  Maha Mengetahui, Maha Bijaksana dan Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman  :

“Barangsiapa Bertaqwa kepada ALLAH, Niscaya DIA akan mengadakan baginya jalan keluar .” (QS. At Thalaq : 2)

Ketaqwaan adalah muara yang mengalirkan berbagai macam amal shaleh,orang yang bertaqwa adalah kekasih  Allah Subhanahu wa Ta’ala, hidupnya dikelilingi kebaikan, disaat bahagia maupun saat duka, mereka tidak merasa takut atau cemas saat  yang lain merasakannya.Hati mereka terang terpancar darinya cahaya Iman menyebar keseluruh penjuru, karena apapun pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu disikapi dengan penuh qana’ah.

Muslim sejati akan senantiasa berdoa dan menyampaikan hajat-hajatnya kepada Allah Subhanhu wa Ta’ala, Kemudian ia berusaha dengan ikhtiar maksimal untuk mendapatkan apa yang diharapkannya, sebab hakikat doa adalah usaha. Sunatullah jika didunia ini selalu berlangsung proses causa prima (tidak ada akibat tanpa sebab), tidak ada hasil tanpa kerja keras, dan tidak ada pahala tanpa melakukan amal shaleh.

Demikian juga pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala’ tidak turun begitu saja kepada hamba-Nya, kecuali harus ada sebab musababnya. Oleh karena itu antara doa dan usaha tidak bisa  dipisahkan, karena doa dan usaha dan perkenan Allah Subhanhu wa Ta’ala bertemu dalam satu titik, saat itulah apa yang menjadi keinginan hamba-Nya akan diturunkan.

Namun demikian bahwa doa dan usaha ini harus disertai dengan tawakkal yaitu penyerahan diri dari segala urusan kepada-Nya, dengan satu keyakinan bahwa Alllah Subhanahu wa Ta’ala pemilik kekuasaan tertinggi di atas hamba-hamba-Nya, dan Maha mengatur segala urusan.
    
Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman  :

“Dan DIA memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya,Dan Barangsiapa Bertawakkal kepada ALLAH, Niscaya ALLAH akan mencukupi Keperluannya. Sesungguhnya ALLAH  melaksanakan Urusan-Nya. Sungguh ALLAH telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu”. (QS. At Thalaq : 3).

Tawakkal bukan berarti berdiam diri menyerah pada kenyataan, dan tidak mau merubah keadaan, akan tetapi tawakkal adalah bentuk kesadaran, yang lahir dari lubuk hati yang dalam dari keyakinan puncak seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahwa sesungguhnya manusia hanya bisa berencana, berdoa dan berusaha, namun hasil akhir dan mutlak adalah semua atas kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketika kita memulai doa dan usaha, saat itu juga tawakkal harus senantiasa menyertai keduanya. Karena doa dan usaha yang tidak dibarengi dengan tawakkal akan bermuara pada kekecewaan dan keputusasaan. Setelah doa dan usaha maksimal yang disertai tawakkal sudah ditunaikan, maka apapun bentuk hasilnya, sesuai harapan atau tidak, kita harus menerimanya dengan ikhlas  dengan senang hati dan lapang dada, karena itulah yang terbaik Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan.Ikhlas menerima apapun yang di berikan-Nya, itulah inti Qana’ah kitapun akan dibebaskan dari kesedihan dan keputusasaan,hidup pun tentram tanpa ada beban.

Sebaliknya bila qana’ah menurun dan terabaikan, maka hawa nafsulah yang akan meningkat dan pada akhirnya bermunculan berbagai penyakit –penyakit jiwa, frustasi,stres,defresi dll, yang diakibatkan oleh hasrat duniawi dan dorongan hawa nafsu serakah yang tidak terpuaskan. Itulah betapa pentingnya qana’ah harus dimiliki bagi setiap muslim.

Sering kita jumpai bahkan terkadang terjadi dalam kehidupan kita sendiri,sulit  menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan ,tentunya kita harus mulai belajar dan mencoba menerima keadaan tersebut dengan penuh Qana’ah, karena dengan jalan inilah kita akan senantiasa mendapat ketentraman dalam kehidupan ini, dan mampu bersyukur dalam segala keadaan. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman  :

“Barang siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan Beriman,Maka pasti akan KAMI berikan kepadanya kehidupan yang baik, Dan KAMI beri balasan dengan pahala yang lebih baik  dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl : 97). 

Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, . Mudah-mudahan manfaat buat kita semua,yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,Yang kurang dan khilaf mohon sangat  dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq  Watawa saubil shabr “.Semoga  Allah Subhanahu wa Ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya

.•Walhamdulillah Rabbil’alamin •.

❀❀ Sahabat  Ukhuwah fillah ALL ❀❀
 
 Silakan di Share….Semua untuk Umat dan Syiar Islam,  Kunjungi page kami dibawah ini dan klik ''Like/Suka'' untuk Bergabung. 

Jazzakumullahu khayran wa Barakallahu fiikum.

MENATA AKHLAQ  Menuju Ridha dan Cinta-NYA

WANITA SHOLEHAHMutiara  Muslimah  Sejati

INDAHNYA MERANGKAI  Silaturrahmi dan Ukhuwah

Abdul Haris Muenthazzar


SaLaM SantuN Erat  SiLatuRahmi dan UkhuWaH FillaH


¸.••. ¸.••.❀❀.••.¸


Keutamaan  Wanita  Sholehah 
¸.••. ¸.••.❀❀•...••..



Bismillahirrahmanirrahiim..


Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.


                                                  
¸.••. ¸.••.❀❀.••.¸.••...••..

Walaupun wanita tidak ada yang diangkat Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadi Nabi, namun kedudukan wanita sangat tinggi disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.Demikian pula wanita sholehah, sehingga Raslulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menempatkan mereka pada posisi mulia sebagai perhiasan dunia yang paling indah.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :


"Sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita Sholehah. Dan, perkara yg pertamakali ditanyakan kepada seorang wanita pada hari kiamat nanti, adalah mengenai Shalat lima waktu dan ketaatannya terhadap suami." (HR Ibnu Hibban dari Abu Hurairah).

“Dunia ini penuh perhiasan dan perhiasan yang paling indah ialah wanita yang Sholehah.”  (H.R Muslim)


Banyak keutamaan yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kepada wanita,dibawah ini akan diuraikan  keutamaan wanita sholehah yang diambil dari Nasehat untuk wanita (Masturah) dari Maulana Syed Ahmad Khan dan intisari hadist-hadist  shahih diantaranya yaitu :


1.Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu,meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :


“Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktu,shaum/puasa wajib sebulan,memelihara kemaluannya,serta taat kepada suaminya,maka ia pasti masuk surga dari pintu mana saja yang dikehendaki.”


2. Semua penghuni surga akan menemui Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang tergantung kepada amalannya didunia,tetapi wanita sholehah yang memelihara dirinya dari pandangan lelaki yang bukan mahram, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala  sendiri yang akan datang kepadanya. 

3. Doa wanita lebih maqbul dari doa laki-laki karena sifat penyayang yang lebih kuat dari laki-laki. Ketika ditanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam akan hal tersebut, Jawab Rasulullah : “Ibu lebih penyayang dari bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.”

4. Tidaklah seorang wanita yang haidh itu, kecuali haidhnya merupakan kifarah (Tebusan) untuk dosa-dosanya yang telah lalu, dan apabila pada hari pertama haidhnya membaca “Alhamdulillahi’alaa Kulli Halin Wa Astaghfirullah”. Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan dan aku mohon ampun kepada Allah dari segala dosa.”; maka Allah menetapkan dia bebas dari neraka dan dengan mudah melalui shiratul mustaqim yang aman dari siksa, bahkan Allah  mengangkat derajatnya, seperti derajatnya 40 orang yang mati syahid, apabila dia selalu berdzikir kepada, Allah Subhanahu wa Ta’ala selama haidhnya.

5. Bagi Wanita yang hamil, dua rakaat shalat lebih baik dari pada 80 rakaat shalat wanita tidak hamil.

6. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama Aku (Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam) di dalam surga.


7.Seorang wanita sholehah lebih baik dari pada 70 orang wali atau lelaki shaleh.

8. Wanita yang beriman akan masuk surga lebih dahulu dari laki-laki yang beriman


9. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggung jawab, maka baginya adalah surga.


10. Dari ‘Aisyah Radhiyallahu Anha. “Barang siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.”

11. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya diibaratkan seperti orang yang senantiasa menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan orang yang takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala  akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.
                                                                             
12. Wanita yang taat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu surga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

13. Wanita yang taat kepada suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama  dia taat kepada suaminya dan meridhainya. (serta menjaga shalat dan puasanya)


14. Dari ‘Aisyah Radhiyallahu Anha,  berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita ?Jawab  Rasulullah  “Suaminya”. “Siapa pula berhak terhadap laki-laki ?” Jawab Rasulullah. “Ibunya”.


15. Apabila seseorang wanita mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah Subhanahu wa Ta’ala, mencatatkan baginya setiap hari dengan seribu  kebaikan dan menghapuskan darinya seribu kejahatan.


16. Seorang wanita yang mengalami sakit saat melahirkan, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala, memberi pahala kepadanya seperti pahala orang yang berjihad dijalan Allah Subhanahu wa Ta’ala


17. Apabila seorang wanita hamil hingga  melahirkan,,maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan kepadanya pahala bagaikan berpuasa pada siang hari dan shalat sepanjang malam,dan mendapat pahala 70 tahun shalat dan puasa dan tiap rasa sakit dan pada satu uratnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan satu pahala haji.


18. Apabila seorang wanita melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.


19. Wanita yang meninggal dalam masa empat puluh hari sesudah melahirkan akan dianggap syahid.

20. Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya dari (ASI) akan dapat satu pahala dari tiap-tiap titik susu yang diberikannya.


21. Jika wanita memberi susu (ASI) kepada anaknya yang menangis, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberi pahala satu tahun shalat dan puasa.


22. Apabila seorang wanita tidak dapat tidur pada malam hari karena menyusui anaknya,maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuni dosa-dosanya dan ia akan diberi pahala 12 tahun ibadah.


23. Apabila seorang wanita yang tidak  dapat tidur pada malam hari karena mengurus anaknya yang sakit atau demam,Maka Allah Subhanu wa Ta’ala, akan memberinya ganjaran kepadanya seperti memerdekakan 20 orang hamba sahaya


24. Apabila seorang wanita mencucikan pakaian suaminya, maka Allah  Subhanahu wa Ta’ala mencatatkan baginya seribu kebaikan, dan mengampuni dua ribu kesalahannya,bahkan segala sesuatu yang disinari matahari akan memohonkan ampun untuknya, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkatkannya seribu darajat.


25. Seorang wanita yang sholehah lebih baik dari seribu orang laki-laki yang tidak shaleh, dan seorang wanita yang melayani suaminya selama seminggu, maka ditutupkan baginya tujuh pintu neraka dan dibukakan baginya delapan pintu surga, yang dia dapat masuk dari pintu mana saja tanpa dihisab.


26. Wanita yang menunggu suaminya hingga pulang, disapukan mukanya, dihamparkan duduknya, menyediakan makan minumnya, memandang ia pada suaminya,  memegang tangannya, memelihara anaknya atau memanfaatkan hartanya mencari keridhaan Allah, maka tiap-tiap kalimat ucapannya,tiap-tiap langkahnya dan setiap pandangannya pada suaminya, akan memperoleh pahala  sebagaimana memerdekakan seorang hamba sahaya. Dan pada hari kiamat kelak, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan karuniakan Nur  kepadanya sehingga  tercengang wanita mukmin semuanya atas karunia rahmat itu. Tiada seorang pun yang sampai ke mertabat itu melainkan Nabi-nabi.


27. Tidak akan putus ganjaran dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada seorang isteri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya.




28. Apabila seorang wanita yang melihat suaminya dengan penuh kasih sayang, dan suaminya melihat isterinya dengan kasih sayang akan di pandang Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan penuh rahmat.

29. Jika wanita melayani suaminya tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun shalat

Demikian keutamaan yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kepada wanita Sholehah,Karena akhlaqnya yang mulia, ketaatanya  kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, demikian juga karena ketaatannya kepada suaminya ridha dengan pemberian suaminya,melayani dengan baik,bersopan santun dalam segala ucapan dan tingkah laku,mendidik dan mengurus anak-anaknya,menjaga kehormatan keluarga,dan memelihara amanah suaminya.


Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, . Mudah-mudahan manfaat buat kita semua,yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,Yang kurang dan khilaf mohon sangat  dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq  Watawa saubil shabr “.Semoga  Allah Subhanahu wa Ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya

.•Walhamdulillah Rabbil’alamin •.

❀❀ Sahabat  Ukhuwah fillah ALL ❀❀
 
 Silakan di Share….Semua untuk Umat dan Syiar Islam,  Kunjungi page kami dibawah ini dan klik ''Like/Suka'' untuk Bergabung. 

Jazzakumullahu khayran wa Barakallahu fiikum.

MENATA AKHLAQ  Menuju Ridha dan Cinta-NYA

WANITA SHOLEHAHMutiara  Muslimah  Sejati

INDAHNYA MERANGKAI  Silaturrahmi dan Ukhuwah

Abdul Haris Muenthazzar


SaLaM SantuN  Erat  SiLatuRahmi dan UkhuWaH FillaH

¸.••. ¸.••.❀❀.••.¸


Makna Sabar  Dan  Syukur  
❀❀.• ¸¸.•*•♥♥•*¨.••.✿❀❀.• ¸¸.•*•♥♥

Bismillahirrahmanirrahiim..

Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

                                                  
.¸.••. •.❀❀..•✿ ✿¸.•.

Kehidupan itu adalah suatu harapan,dan rangkaian irama amal yang mengantarkan seseorang pada tujuan hidup,Harapan-harapan itu seharusnya seirama dan mendukung pencapaian tujuan hidup seseorang , namun kenyataan banyak harapan dan tujuan hidup itu tidak saling mendukung sehingga kehidupan berujung pada kekecewaan.Dalam Islam ada rangkaian kata yang begitu indah, yaitu Sabar dan Syukur yang saling terkait dalam membangun realita kehidupan.

Ahli Surga itu sendiri merupakan rangkaian akumulasi amal  kita dalam membangun rasa sabar dan syukur ,inilah salah satu kunci ahli surga yang patut kita bina, Sebagai orang yang beriman dan telah menjadikan Islam sebagai pegangan hidup dan tuntunan hidup, tentunya sabar dijadikan salah satu tuntunan akhlaq yang harus dilaksanakan dalam kehidupan ini.

Allah Subhanahu  wa Ta’ala Berfirman :

 “Dan siapa saja yang sabar dan mema’afkan, maka itu termasuk amal yang sangat baik” (QS. Asy-Syuraa: 43).

 “Pergunakanlah untuk mencapai tujuanmu kesabaran dan shalat. Sesungguhnya ALLAH selalu membantu orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 153).

Menurut Syekh Al Hakim At  Tirmidzi”Yang dimaksud dengan syukur adalah menyadari Karunia yang  Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan pada dirinya,sedangkan yang dimaksud dengan sabar adalah tetap dalam kedudukannya bersama  Rabb-Nya,Sementara itu dilihat dari segi bahasa,Syukur adalah terbukanya qalbu hingga karunia Rabb tampak padamu.Di dadamu,Karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu terlihat pada sesuatu yang DIA berikan padamu. Diriwayatkan dari Hasan Al Basri bahwa Nabi Musa Alaihi Salam bertanya .”Tuhan,bagaimana cara Adam bersyukur kepada-MU?”Tuhan menjawab,”Dia mengetahui hal itu bersumber dari-KU,itulah bentuk syukurnya.”

Dari  Suhaib Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu  Alaihi wa Sallam  Bersabda,

"Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)

Hadits diatas  memiliki makna yang luas sekaligus memberikan definisi mengenai sifat dan karakter orang yang beriman. Setiap orang yang beriman digambarkan oleh Rasulullah Shallallahu  Alaihi wa Sallam’  sebagai orang yang memiliki pesona, yang digambarkan dengan istilah ‘ajaban’. Karena sifat dan karakter ini akan mempesona siapa saja.

Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala . Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu  Alaihi wa Sallam’,   menggambarkan tentang ciri dan keutamaan orang yang beriman sebagaimana hadits di atas.

Namun kesabaran adalah bukan semata-mata memiliki pengertian "nrimo", ketidak mampuan dan identik dengan ketertindasan. Sabar sesungguhnya memiliki dimensi yang lebih pada pengalahan hawa nafsu yang terdapat dalam jiwa insan. Dalam berjihad, sabar diimplementasikan dengan melawan hawa nafsu yang menginginkan agar dirinya duduk dengan santai dan tenang di rumah. Justru ketika ia berdiam diri itulah, sesungguhnya ia belum dapat bersabar melawan tantangan dan memenuhi panggilan Ilahi.

Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat diakatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar dalam ibadah diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan shalat secara berjamaah. Sehingga sabar tidak tepat jika hanya diartikan dengan sebuah sifat pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan antara sifat aktif dengan sifat pasif.

Makna Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, dan sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Asal katanya adalah "Shabar", yang membentuk infinitif (masdar) menjadi "shabran". Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna.

 Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi  : 28)

Perintah untuk bersabar pada ayat di atas, adalah untuk menahan diri dari keingingan ‘keluar’ dari komunitas orang-orang yang menyeru Rabb- Nya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah menahan diri dari sifat kegeundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.

Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam al-Khowas, bahwa sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan Al-Qur'an dan sunnah. Sehingga sesungguhnya sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidak mampuan. Justru orang yang seperti ini memiliki indikasi adanya ketidak sabaran untuk merubah kondisi yang ada, ketidak sabaran untuk berusaha, ketidak sabaran untuk berjuang dan lain sebagainya.

Rasulullah Shallallahu  Alaihi wa Sallam  memerintahkan umatnya untuk sabar ketika berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya adalah menggunakan senjata (perang). Artinya untuk berbuat seperti itu perlu kesabaran untuk mengeyampingkan keiinginan jiwanya yang menginginkan rasa santai, bermalas-malasan dan lain sebagainya. Sabar dalam jihad juga berarti keteguhan untuk menghadapi musuh, serta tidak lari dari medan peperangan. Orang yang lari dari medan peperangan karena takut, adalah salah satu indikasi tidak sabar.

Inilah sekelumit sketsa mengenai kesabaran. Pada intinya, bahwa sabar mereupakan salah satu sifat dan karakter orang mu'min, yang sesungguhnya sifat ini dapat dimiliki oleh setiap insan. Karena pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk mengembangkan sikap sabar ini dalam hidupnya.

Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang ada, atau identik dengan keterdzaliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif, untuk merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik lagi. Oleh karena itulah, marilah secara bersama kita berusaha untuk menggapai sikap ini. Insya Allah, Allah akan memberikan jalan bagi hamba-hamba-Nya yang berusaha di jalan-Nya.

Dari uraian diatas maka keberadaan sabar dan syukur ini bagi umat Islam harusnya mempunyai tempat yang khusus di dalam pribadinya yang diaplikasikan dalam perilaku kehidupan keseharian,lalu bagaimana kita semestinya menempatkan dan membangun rasa sabar dab syukur sebagai kunci surga ini dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Sifat dan perilaku bersyukur ini kita awali dengan mengenal nikmat,karena mengenal nikmat itu adalah jalan untuk mengenal Sang Pemberi nikmat.dalam hal ini “Ibnu Al Qayyim dalam Madaarij Al Salikin menuliskan kalau pengertian syukur ada tiga yaitu : (1).Mengenal nikmat,(2).Menerimanya dan (3).Memujinya. Mengenal nikmat terwujud lewat rasa butuh kepada-Nya,Memuji adalah dengan memuji Zat Yang Memberi nikmat.Wujudnya ada yang bersifat umum (menyadari-Nya sebagai Zat Yang Maha Pemurah dan banyak memberi) dan yang bersifat khusus (menceritakan nikmat    Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan lewat dirinya).

Adapun sabar ini adalah wujud ujian untuk melihat kebaikan dan keburukan,dengan cara seperti itu,tentu akan terlihat diri kita apakah tetap teguh dihadapan-Nya.dan juga menampakkan gambaran kejujuran seseorang,yakni apakah kita benar-benar bersyukur kepada-Nya.

 Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :

“Dalam semua kejadian itu terdapat bukti kekuasaan ALLAH bagi orang yang selalu sabar dan bersyukur”.(Q.S. Ibrahim : 15).

Dari ayat tersebut diatas terlihat  jelas bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mendahulukan sabar sebelum syukur, karena sikap sabar memperlihatkan rasa syukur. Syukur  tersebut tersimpan didalamnya,sebagaimana api tersembunyi di dalam batu. Ujian ibarat sebatang kayu yang memunculkan api lewat bara.Ketika batu tersebut dinyalakan,maka tampaklah api yang tersembunyi tadi. 

Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, . Mudah-mudahan manfaat buat kita semua,yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,Yang kurang dan khilaf mohon sangat  dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq  Watawa saubil shabr “.Semoga  Allah Subhanahu wa Ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..AAmiin Allahuma AAmiin.


.•Walhamdulillah Rabbil’alamin •.

.•*´¨`*•. (`'•.¸ ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥ ♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ ¸.•'´) .•*´¨`*•.


❀❀ Sahabat  Ukhuwah fillah ALL ❀❀ 

Silakan di Share….Semua untuk Umat dan Syiar Islam,  Kunjungi page kami dibawah ini dan klik ''Like/Suka'' untuk Bergabung, Jazzakumullahu khayran wa Barakallahu fiikum. ❀ 

MENATA AKHLAQ  Menuju Ridha dan Cinta-NYA

WANITA SHOLEHAHMutiara  Muslimah  Sejati

INDAHNYA MERANGKAI  Silaturrahmi dan Ukhuwah


Abdul Haris Muenthazzar


SaLaM SantuN Erat  SiLatuRahmi dan UkhuWaH FillaH

¸.••. ¸.••.❀❀.••.¸