❀✿ Makna Dan Hakikat Ibadah ✿❀
❀❀.•❤• ﷲ¸¸.•*•♥♥•*¨.•❤•.✿❀❀.•❤• ﷲ¸¸.•*•♥♥
Bismillahirrahmanirrahiim..
Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
♥.•*´¨`*•. (`'•.¸♥ ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥
Sejatinya seorang muslim dalam
beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,harus memahami ajaran Islam secara
utuh dan menyeluruh, sehingga ajaran islam memberikan dampak yang positif baik
bagi dirinya sendiri, maupun memberikan sentuhan terhadap terciptanya, sebuah
kedamaian bagi lingkungannya.
Islam bermakna damai dan perdamaian,juga bermakna taslim
dan iqiyaad, yaitu pasrah diri dan patuh, patuh terhadap aturan-aturan
apa yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, melalui Al Quran
dengan perantaraan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, supaya
hamba-hamba-Nya melaksanakannya dengan dasar iman.
Ajaran islam sangat
memperhatikan kemaslahatan umat manusia,mengatur dan menata sedemikian rupa,
yang berhubungan dengan aqidah,akhlaq, dan muamalah antara sesama
manusia,sehingga manusia menjadi makhluk terkendali keseimbangannya,dengan
demikian mampu menjaga hubungan baik, dengan penghambaan yang murni
secara langsung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, hamblum minallah yang sering
juga disebut Ibadah Mahdah,disamping sebagai hubungan hamba dengan khaliq-Nya
juga merupakan hubungan interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya yang
sering kita dengar dengan Ibadah ghairu mahdah.
Nilai-nilai
ajaran islam yang luhur dan mulia, menuntun kita umatnya agar melaksanakan amal
ibadah dengan benar. Sebagaimana kita maklumi bersama dalam islam, tidak
dikenal pemisahan antara amal dunia dan amal akhirat, sebab amal dunia dengan
sendirinya akan menjadi ibadah kalau diiringi dengan niat yang tulus
semata-mata mengharap keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sejalan
dengan itu Syaikhul Islam ibnu Taimiyah Rahimahullah, mendifinisikan ibadah
sangat luas, dimana ibadah adalah suatu istilah, dan segala sesuatu yang
di Ridhai dan di Cintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik berupa perkataan
maupun perbuatan, yang diniatkan untuk mengharap keridhaan-Nya adalah ibadah
Ibadah secara
umum dapat dipahami sebagai wujud penghambaan diri seorang makhluk kepada Sang
Khaliq-Nya. Penghambaan itu lebih didasari pada perasaan syukur atas semua
nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadanya.Kunci
iman adalah ibadah, benar tidaknya ibadah seseorang sangat berpengaruh terhadap
benar tidaknya iman, dengan kata lain bila iman terpelihara maka dengan
sendirinya ibadah pun berdampak teratur.
Karena kita
telah menyatakan dan mengakui beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,maka
ibadah yang ditunaikan hendaknya dilaksanakan semata-mata mengharap
keridhaan-Nya, dengan demikian itulah hakikat nilai ibadah yang disebut beramal
dengan ikhlas. Kita menyadari bahwa hakikat hidup manusia,
dan salah satu tujuan Allah Subhanahu wa Ta’ala,menciptakan manusia adalah
untuk mengabdi dan beribadah kepada-Nya. Sebagaimana yang terkandung dalam Al
Quran.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
“Tiadalah AKU (ALLAH), Menciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka Beribadah Kepada-KU.”(QS. Az Zariyat : 56).
Dalam hal
ini berbagai macam tipe orang melaksanakan ibadah, Imam Ali bin Abi Thalib
Radhiyallahu Anhu’,Mengklasifikasikan ada tiga model ibadah yang dilakukan umat
islam yaitu :
A.Ibadat
Al Tujjar (Ibadahnya Pedagang).
Sebagian kita jumpai orang
melaksanakan ibadah, karena mengharap keuntungan,bahwa disuatu saat nanti
Allah Subhanahu wa Ta’ala,akan membayar hasil ibadah dengan ganjaran imbalan
pahala,sehingga termotivasi beribadah ingin mendapatkan pahala dan ingin masuk
surga. Menurut Imam Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu’,orang yang
beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,karena mengharap imbalan adalah
ibadahnya pedagang,karena ibadahnya pedagang senantiasa yang terlintas dalam
benak pikirannya, adalah menghitung untung dan rugi.
Dan pedagang selalu bertindak,
dengan pertimbangan segala resiko usahanya,bila menguntungkan dilaksanakan,bila
tidak menghasilkan atau merugikan pasti ditinggalkan,sehingga surga adalah
keuntungan dan neraka adalah kerugian,ibadah pedagang dilakukannya hanya untuk
menghindari agar tidak terjadi kerugian di akhirat kelak.
B.Ibadat
Al Abid (Ibadahnya hamba Sahaya).
Orang yang melaksanakan ibadah
,karena takut dengan siksaan Allah Subhanahu wa Ta’ala,takut menghadapi azab
pedih api neraka. Imam Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu’,menyatakan orang
yang beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,karena takut siksa dan api
neraka, adalah ibadahnya hamba sahaya,dimana hamba sahaya atau budak belian,
akan melaksanakan sesuatu ketika diperintahkan oleh majikannya, dan
meninggalkan suatu pekerjaan bila dilarang majikannya.
Meskipun demikian ibadahnya
pedagang yang mengharapkan imbalan pahala, dan ingin masuk surga,serta
ibadahnya kaum hamba sahaya, yang beribadah karena takut dengan siksaan api
neraka, Tentu kita tidak serta merta menyatakan model ibadah semacam ini adalah
keliru. Karena dalam Al Quran banyak ayat yang menjelaskan bahwa pahala dan
kebaikan bagi orang yang melaksanakan ibadah, dan siksa bagi orang-orang yang
melalaikan. Sepanjang ibadah yang dilaksanakan, dengan niat ikhlas hanya
mengharap keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala,ibadah tidak akan sia-sia.
Ibadah yang kita laksanakan
semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta’ala,dan mengharap keridhaan-Nya itulah
disebut beribadah dengan ikhlas, ikhlas juga merupakan syarat diterimanya amal
ibadah kita,ikhlas akan melahirkan dan bertambahnya rasa syukur atas semua
nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
Berfirman :
“Dan tiada diperintahkan mereka,melainkan supaya mereka
beribadah kepada ALLAH,dengan Ikhlas Mentaati-Nya ,semata-mata karena
(menjalankan) agama,dan juga agar mendirikan shalat, menunaikan zakat ,
demikian itulah agama yang lurus (benar).”(QS. Al Bayyinah : 5).
Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam Bersabda :
“ALLAH tidak akan menerima amalan,Melainkan amalan yang
Ikhlas dan hanya mencari Keridhaan ALLAH.” ( HR. Ibnu Majah)
Salah satu yang harus menjadi
perhatian kita dalam beribadah adalah niat, karena itu setiap muslim
harus senantiasa memperbaiki niat dalam ibadahnya, karena nilai amal perbuatan
yang dikerjakan pada hakikatnya, kembali pada sipemiliknya dan tergantung kepada
niatnya, dan tiap orang hanyalah mendapatkan sesuai dengan apa yang
diniatkan.
Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam Bersabda :
“Dari Umar bin Khathab Radhiyallahu
Anhu’’Menuturkan bahwa ia mendengar Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda : “Sesungguhnya amal perbuatan itu
tergantung pada Niatnya, dan sesungguhnya setiap orang itu tergantung terhadap
apa yang dia Niatkan.Maka Barangsiapa
berhijrah untuk memperoleh Ridha ALLAH dan RASUL-NYA, maka hijrahnya akan
memperoleh Ridha ALLAH dan RASUL-NYA. Dan Barangsiapa yang hijrahnya untuk
mendapatkan dunia, atau untuk mencari wanita yang akan ia nikahi, maka balasan
hijrahnya sesuai dengan apa yang di Niatkannya." (HR. Bukhari dan
Muslim)
C.Ibadat
Al Syakirin (Ibadahnya hamba ALLAH yang bersyukur).
Ibadahnya orang-orang yang
bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Menurut Imam Ali bin Abi
Thalib Radhiyallahu Anhu’,model ibadah inilah yang sebenarnya, dimana ibadah
yang dilakukan didasari atas rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,atas
segala nikmat ,anugerah dan karunia-Nya.Ibadah yang dilakukan oleh
hamba-hamba-Nya karena cintanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Ibadah yang
dilaksanakan karena ada kerinduan dengan Maha Penyayang,Maha Pengasih,Maha
Indah,Maha pemberi Nikmat yang senantiasa penuh kasih sayang kepada
hamba-hamba-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala,
tidak pernah berhenti memberikan nikmat kepada seluruh makhluk-Nya,nikmat dan
Anugerah-Nya terhampar dan berlimpah ruah di alam semesta,diperuntukkan kepada
semua mahkluk dan Ciptaan-Nya,baik yang taat maupun yang durhaka sekalipun
tiada luput dari Pemberian-Nya. Namun Demikian sebagaian manusia berbuat dzalim
dan mengingkari nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
Berfirman :
“Dan DIA telah memberikan kepadamu yang segala yang kamu
mohonkan Kepada-Nya.Dan jika kamu menghitung nikmat ALLAH, niscaya kamu tidak
akan mampu menghitungnya,sungguh manusia itu sangat dzalim dan sangat
mengingkari (nikmat ALLAH).” (QS. Ibrahim : 34)
Allah Subhanahu wa Ta’ala
senantiasa memberikan, dan tidak pernah berhenti mencurahkan nikmat kepada
seluruh makhluk-Nya, semestinya manusia pun tidak pernah berhenti untuk
bersyukur kepada-Nya. Mensyukuri nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang
menyebabkan bertambahnya nikmat. Maka Sudah selayaknya apabila seorang muslim
yang bijaksana, akan mengusahakan sebanyak mungkin amal ibadahnya dengan bentuk
apapun pada setiap desak nafas kehidupannya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
Berfirman :
“Sesungguhnya jika kamu Bersyukur,Niscaya pasti Kami
(ALLAH) akan menambah (nikmat) kepadamu,dan jika kamu mengingkari (nikmat-KU),
Maka pasti azab-KU sangat pedih (berat).” (QS. Ibrahim : 7).
Muslim yang bijaksana
tentunya menjadikan setiap anggota tubuhnya, sebagai ladang amal ibadah,
sarana untuk meningkatkan dan memperbanyak amal ibadah, dengan demikian sebagai
wujud syukur kaki dipergunakan untuk berjalan ke tempat majlis ilmu,dan
mengunjungi tempat kebaikan.Mata dipergunakan untuk melihat ciptaan Allah
Subhanahu wa Ta’ala,mengamati alam semesta,mata dipergunakan agar bisa
membedakan yang haq dan bathil, sehingga akan menambah rasa syukur atas nikmat
sepasang mata yang telah dianugerakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebagai rasa syukur Lisan
dipergunakan, untuk berdzikir dan membaca Al Quran,mengucapkan kata-kata
kebaikan, sehingga dengan demikian akan bertambah subur ibadahnya. Telinga
dipergunakan sebagai sarana ibadah untuk mendengarkan Kalam Allah Subhanahu wa
Ta’ala, dan Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,sehingga memudahkan
perjalanannya menunuju Keridhaan-Nya. Atas dasar pemetaan tersebut diatas, maka
idealnya setiap muslim menempatkan dan membangun rasa syukur didalam
pribadinya, yang diaplikasikan dalam ibadahnya setiap hari.
Demikian untaian sederhana, makna dan hakikat
ibadah, mudah-mudahan manfaat buat kita semua,yang benar haq semua
datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,Yang kurang dan khilaf mohon
sangat dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq Watawa
saubil shabr “.Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala . Senantiasa menunjukkan
kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..AAmiin Allahuma AAmiin
❀.•❤•Walhamdulillah Rabbil’alamin
•❤•.❀
♥♥.•*´¨`*•. ¸ ❤•.❀♥♥¸.•'´)❤•.❀♥♥
❀❀
Sahabat Ukhuwah fillah ALL ❀❀ Silakan di Share….Semua untuk Umat dan Syiar
Islam, Kunjungi page kami dibawah ini
dan klik ''Like/Suka'' untuk Bergabung. ❀ Jazzakumullahu khayran wa
Barakallahu fiikum. ❀
✿MENATA AKHLAQ Menuju Ridha dan Cinta-NYA✿
✿WANITA SHOLEHAH✿Mutiara Muslimah
Sejati✿
✿Beibz Jelita✿
✿✿
✿✿
❀SaLaM
SantuN Erat SiLatuRahmi dan UkhuWaH
FillaH✿
✿¸.•❤•.❀ ✿¸.•❤•❤•.❀❀.•❤•.¸✿
Tidak ada komentar:
Posting Komentar