~.::*QURBAN Dan Kepedulian SOSIAL*::.~
~.::*ღ•❀☺•ღ*::.~❀☺*::.~~❀☺*::.~
~❀☺*::.~~❀☺*::.~~❀☺*::.~
Bismillahirrahmanirrahiim..
Assallamu’alaikum
Warahmatullah Wabarakatuh
~❀☺*::.~~❀☺*::.~~❀☺*::.~
Sahabat saudaraku
fillah..yang di Rahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.Alhamdulillah
beberapa hari kedepan, umat Islam seluruh dunia akan kembali melaksanakan ,dan
merayakan Iedul Adha 1433.H. Iedul adha
disebut juga iedul qurban, karena prosesi menyembelih hewan qurban.
Ibadah qurban pada
hakekatnya mendekatkan diri kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala,dan mengikuti sunnah sebagai rekonstruksi napak tilas,
perjalanan keluarga Nabi Ibrahim Alaihi Salam, keluarga tauhid yang telah
memberikan contoh refleksi kepasrahan menghambakan diri kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
Dipuncak kenabiannya,Nabi
Ibrahim Alaihi Salam, memenuhi perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, untuk
menyembelih anak yang dicintai dan disayanginya Nabi Ismail Alaihi Salam. Atas
kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, secara tiba-tiba justru disembelih saat
itu oleh Nabi Ibrahim Alaihi Salam,
telah berganti menjadi hewan qurban, seekor kibas (sejenis domba).
Peristiwa itulah yang
kemudian menjadi simbol bagi umat Islam sebagai wujud ketaqwaan seorang mentaati perintah-Nya . Ketaqwaan Nabi
Ibrahim Alaihi Salam diwujudkan dengan sikap dan pengorbanan, kepasrahan menyerahkan
sepenuhnya dan menghambakan diri penuh keyakinan kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Ibadah qurban itu sendiri bukanlah
daging hewan qurban yang akan sampai kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala . Namun pengorbanan itulah yang mengantarkan kita, kepuncak kesempurnaan sebagai hamba-hamba-Nya mencapai ketaqwaan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
“Daging (hewan qurban) dan darahnya
itu sekali-kali tidak akan sampai kepada ALLAH, Tetapi yang sampai kepada-Nya
adalah ketaqwaan kalian. Demikianlah DIA
menundukkan-Nya untukmu,Agar kalian mengagungkan ALLAH, atas petunjuk
yang DIA berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang Berbuat
Baik.” (QS. Al Hajj : 37).
Ibadah qurban menjadi sebuah
tonggak, yang mengingatkan umat islam akan keharusan membangun persaudaraan ,
dan kepedulian sosial. Qurban adalah ibadah yang disunnahkan bagi setiap muslim
yang memiliki kelonggaran rezeki, dalam bentuk menyembelih hewan qurban, yang
selanjutnya, selain dimakan sendiri juga dibagikan terutama kepada fakir miskin dan kaum dhuafa.
Bagaimanapun secara sosial,
qurban langsung dapat menyentuh, dan dirasakan oleh saudara-saudara kita fakir
miskin dan kaum dhuafa. Tidak bisa dipungkiri kini sebagian masyarakat, masih banyak bergelut menghadapi kesulitan hidup,
dan berada digaris kemiskinan, sementara
sebagian dari kita tidak sedikit
juga hidup serba kecukupan.
Sehingga tidak heran marak
dijumpai kesenjangan antara si kaya dan simiskin terus menguak. Melalui momentum iedul qurban inilah diharapkan
bisa menjembatani jurang pemisah
tersebut, mengurangi kesenjangan sosial dan melebur dalam satu kebersamaan.
Semangat qurban yang
dicontohkan Nabi Ibrahim Alaihi Salam, adalah salah satu upaya pengorbanan
untuk mencapai keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala,oleh karena itu setiap
muslim hendaklah melakukan pengorbanan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
tidak pernah memandang status sosial ,apakah seseorang kaya,punya kedudukan,pangkat,jabatan,warna
kulit,suku,bangsa,dll. Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya memandang siapa yang
terbaik adalah mereka yang paling bertaqwa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
“Dan Barangsiapa
yang Taat kepada ALLAH dan RASUL-NYA, Dan takut kepada ALLAH dan Bertaqwa
kepada-NYA, Maka mereka adalah orang-orang yang mendapat Kemenangan”. (QS.
An Nur : 52)
Peristiwa qurban sesungguhnya mendesakkan kasadaran kita, bahwa perayaan iedul
qurban yang dirayakan setahun sekali, tidak hanya mengajarkan kita bersemangat
untuk saling tolong-menolong diantara sesama, justru semangat berqurban
tersebut harus terus-menerus hidup dalam diri kita.
Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
“Dan tolong-menolonglah kalian dalam Kebaikan dan Taqwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat Dosa dan Pelanggaran. Dan Bertaqwalah kalian
kepada ALLAH, sesungguhnya ALLAH amat
berat siksa-NYA” (QS. Al Maidah : 2).
"Siapa yang mampu di antaramu untuk Bersedekah, maka lakukanlah, walaupun
dengan sebiji kurma, siapa tidak punya harta, maka dengan kalimah Thayyibah" (HR. Muslim).
Tentunya berqurban tidak harus berbentuk penyembelihan
hewan, tapi dapat berupa apa saja yang
bisa mendorong terwujudnya rasa peduli, terhadap saudara-saudara kita yang
memerlukan bantuan, dalam rangka menjalankan kebaikan untuk meraih ketaqwaan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
“Wahai Manusia
Beribadalah kalian kepada Rabb kalian yang telah Menciptakan kalian dan
orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi Bertaqwa.’(QS. Al Baqarah : 21).
Makna utama ibadah qurban yang berupa kesediaan untuk berkorban, sebagaimana ditunjukkan Nabi Ibrahim Alaihi Salam dan Nabi Ismail Alaihi Salam ,Bahwa kecintaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tetaplah harus kita letakkan di atas segalanya, melampaui kecintaan kepada siapapun.
Nabi Ibrahim Alaihi Salam, sangat memahami bahwa
apapun perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala wajib ditaati, sami’na wata’na, walaupun
tidak selaras dengan akal, karena Allah Subhanahu
wa Ta’ala Maha Mengetahui.
Demikian
juga akan menjadi It’bar (pelajaran) berharga bagi setiap muslim, dapat
dijadikan inspirasi bagaimana kita berkorban, saling tolong-menolong ,dan
peduli terhadap saudara-saudara kita, melakukan
kebaikan dengan penuh ikhlas mengharap Keridhaa-Nya,untuk menggapai
ketaqwaan.
Sahabat-sahabat yang
di Rahmati Allah Subhanahu wa
Ta’ala, . Mudah-mudahan manfaat buat kita semua,yang benar haq semua datang-Nya
dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,Yang kurang dan khilaf mohon sangat dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi
al-haq Watawa saubil shabr “.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala
. senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di
Cintai-Nya..Aamiin Allahuma AAmiin…
~.::*SaLam Santun Erat SiLaturrahim
dan Ukhuwah Fillah*::.~