Minggu, 11 Desember 2011


Hikmah dan Keberkahan


*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•

Bismillahirrahmanirrahiim..

Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

                                                  
♥♥♥*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♥♥♥

Sebagaimana telah disepakati oleh para ahli ma’rifat dan ungkapan Imam Ibnu Al Qayyim bahwa setiap kebaikan berasal dari Taufiq Allah Subhanahu wa Ta’ala,dan setiap kejelekan berasal dari Khadlan-Nya. Taufiq berarti kebersamaan atau bimbingan  Allah Subhanahu wa Ta’ala’ pada seorang hamba,sedangkan khadlan adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala’membiarkan seorang hamba hingga dia berbuat apa saja ia mau dan ia kehendaki.

Seoarang  hamba selalu dalam bimbingan dan kebersamaan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala’dan diberikan taufiq manakala yang bersangkutan berkenan :

1.    Menyerahkan diri sepenuhnya hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
2.    Bersabar atas keputusan-Nya melalui qadha dan qadhar
3.    Mau Ikhtiar berusaha optimal dan tidak berpangku tangan
4.    Tidak berputus asa atau menyerah dengan keadaan dan situasi yang diterimanya.
5.    Memohon Pertolongan kepada-Nya dalam semua urusan.
6.    Menyadari bahwa apa yang menimpa dirinya adalah bagian dari Takdir-Nya,dan apa yang bukan Takdir-Nya tidak akan menimpa kepada dirinya.
7.    Tidak pernah meningalkan Al Quran, Doa, dan Dzikir
8.    Yakin bahwa dirinya tidak kuasa member manfaat maupun bahaya.

Dengan demikian Istiqamah mengerjakan amal-amal tersebut diatas, seorang hamba akan terhidar dari musibah dan fatamorgana dunia,terlebih dengan amal-amal tersebut juga akan mendekatkan seorang hamba pada rahmat dan kemurahan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sesungguhnya kita kaum Muslimin dimanapun berada telah mendapat nikmat yang sangat besar, yang tak ternilai oleh siapapun,dengan karunia dan rahmat-Nya itulah kita dapat menempuh hidup dan kehidupan di dunia ini, dengan sinar cahaya yang di pancarkan oleh  Allah Subhanahu wa Ta’ala’melalui kitab-kitab suci-Nya, yang dimulai dari Nabi Adam Alaihi Salam sampai kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam’yang disebut dalam Al Quranul Karim.

Dengan mewarisi Al Quranul Qarim, kitab-kitab Hadist yang memuat tentang, Fiqih,Tauhid,Akhlaq, dan lain sebagainya yang menuntun, membimbing dan memberikan kita petunjuk ke jalan yang di ridhai dan di cintai-Nya, yaitu jalan petunjuk-petunjuk kejalan yang haq dan benar siratal-mustaqim menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat

Patut kita renungi bahwa tidak sedikit orang terperosok karena tidak mengambil hikmah dari sesuatu yang terjadi yang merupakan upaya untuk menghidarkan seseorang dari keterpurukan yang kedua kalinya.

Rasulullah Shallallahu Walaihi wa Sallam’dalam salah satu hadist bersabda”Seorang Muslim tidak akan terperosok ke dalam lubang yang sama’hal itu tentunya bila ia rajin memetik hikmah”.    
 
Jadi jelaslah bahwa Hikmah merupakan sesuatu yang sangat berharga,yang menuntun kita agar tidak akan terperosok dalam hal yang sama,dan menjadi petunjuk dalam mengarungi ragam dinamika kehidupan.

Allah Subhanu wa Ta’ala Berfirman :

“  Allah Subhanu wa Ta’ala’ Memberikan hikmah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dan barangsiapa yang di beri hikmah, maka ia telah memperoleh kebaikan yang banyak”,(Q.S. Al Baqarah : 26).

Keberkahan, berkah atau al barokah para ulama memaknai adalah bertambah dan berkebangnya  kebaikan,dalam arti keberkahan itu bila berada di tempat sedikit akan  menjadikan banyak, demikian juga bila berada di tempat yang banyak  akan menjadikan manfaat. Manusia pada umumya berkeinginan memiliki rezeki yang berkah, keturunan yang berkah, umur yang berkah dan lain sebagainya.

Kita bisa mengukur keberkahan itu dengan ukuran perubahan wujud dan fisik, Ketika kita punya rezeki kemudian dimanfaatkan dan dipergunakan di jalan yang di ridhai dan di cintai-Nya, sehingga rezeki itu bertambah banyak,dan  perubahan wujud rezeki sedikit itu ke yang banyak adalah merupakan keberkahan karena rezeki itu berkembang dan bertambah banyak.

Demikianlah halnya ketika seseorang memiliki rezeki yang sedikit dengan penuh kanaah dan mesyukuri atas nikmat yang  Allah Subhanu wa Ta’ala’berikan,dan dipergunakan dalam kebaikan maka rezeki itu akan berlipat ganda,dalam arti seseorang memiliki harta sedikit karena dengan keberkahan rezeki itu justru memberikan manfaat kepada dirinya sendiri,kepada keluarganya demikian juga terhadap lingkungannya karena dengan harta yang sedikit itulah membimbingnya ke jalan kebaikan yang di ridhai-Nya.Karena begitu luas makna keberkahan maka wajar saja semua manusia menginginkannya,demikian juga para Nabi Alaihi Salam, dan Nabi kita Muhammad  Shallallahu Alaihi wa Sallam; selalu memanjatkan doa-doa yang penuh keberkahan.    

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :

“Rabb menyeru kepada Ayyub,’Hai Ayyub’bukankah Aku benar-benar  telah mencukupimu dari apa-apa yang enkau lihat?’Ayyub menjawab,”Ya Demi kemuliaan-Mu. Tetapi, tidak ada kecukupan bagiku keberkahan-Mu.,”(H.R. Bukhari).  

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’ketika beliau Berdoa kepada Allah Subhanu wa Ta’ala’

“Dan Berikanlah Untukku Keberkahan atas apa yang telah Engkau Berikan”,(H.R. At Tirmidzi).  

Nabi Nuh Alaihi Salam’Meminta kepada Rabb-Nya agar diberi tempat yang diberkahi.

“Dan Berdoalah’Ya Rabb-Ku, Tempatkanlah Aku pada tempat yang diberkahi dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi  tempat.” (Q.S. Al Mukminuun : 29).

Allah Subhanu wa Ta’ala’ juga memberikan Keberkahan kepada Nabi Ibrahim Alaihi Salam’

“Kami Limpahkan Keberkahan atasnya dan atas Ishaq.Dan diantara anak cucunya ada yan berbuat baik dan ada (pula) yan zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.” (Q.S. Ash Shaffaat : 112-113).


Begitu bermknanya Keberkahan ini, banyak doa-doa yang diajarkan dan dianjurkan oleh  Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’ yang mengandung berkah diantaranya yaitu :

a.Ketika bertemu sesama saudara Muslim,kita dianjurkan mengucapkan Salam yang di dalamnya mengandung doa keberkahan.


Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Semoga Keselamatan, Rahmat Allah, dan Keberkahan-Nya Terlimpahkan atas kamu sekalian”.

Namun demikian tidak sedikit kita temui bahwa terkadang pengucapan Salam ini tidak bermakna,karena bermuara pada yang memberi Salam kepada saudara kita sarat dengan singkatan”seperti contoh : Ass. Askum,dll,.Apapun yang kita lakukan jika mengikuti adab-adab yang dicontohkan oleh   Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’. Maka amalan yang kita lakukan itu bernilai Ibadah dan tentunya diberi ganjaran pahala oleh Allah Subhanu wa Ta’ala’. Dan akan mendatangkan Berkah.

b. Mengunjungi undangan Saudara kita yang sedang melangsungkan Pernikahan, maka kita dianjurkan untuk berdoa dengan doa keberkahan :

“Barakkallahu Laka  wa  Barakalla’alaikuma wa Jama’a Bainakum fii khairin”

“Semoga Allah Memberkahimu,Menjadikan kalian berdua tetap dalam keberkahan dan mengumpulkan kalian dalam kebaikan”

c. Ketika hendak makan kita dianjurkan membaca doa dengan doa keberhaan :

“Allahumma Baariklaana Fiima Razaqtanaa wa qinaa’azabannar”

“Ya Allah Semoga  Engkau memberikan Keberkahan terhadap apa-apa yang Engkau Rezekikan kepada kami dan jauhkanlah kami dari api neraka”

d.Ketika hendak masuk rumah, diperintahkan mengucap Salam, karena Salam itu itu adalah keberkahan bagi keluarga.  

“Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu’berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’ kepadaku,” Wahai anakku,apabila engakau masuk rumah, ucapkanlah Salam, Semoa ia menjai Keberkahan atasmu dan atas keluargamu,”(H.R. At Tirmidzi).

Imam Ibnu Al Qayyim berkata bahwa “Tidaklah kelapangan rezeki dan amalan diukur dengan jumlah banyak, tidaklah panjang umur dilihat dari bulan dan tahunnya yang berjumlah banyak,Akan tetapi, Kelapangan rezeki dan umur di ukur dengan Keberkahan-Nya,” (Al Jawabul Kafi karya Ibnu Al Qayyim).

Jadi jelaslah bahwa keberkahan yang Allah Subhanu wa Ta’ala’berikan kepada kita adalah keberkahan rezeki sejauhmana harta tersebut memberikan manfaat dan kebaikan terhadap diri kita,terhadap keluarga dan bermanfaat terhadap lingkungan sekitar,keberkahan keturunan adalah melahirkan keturunan yang shaleh dan memberikan kebaikan terhadap keluarga dan lingkungan,demikian juga keberkahan umur sejauh mana kita memanfaatkan waktu kita dengan amal shalih,sehingga umur bertambah benar-benar bertambah pula ketaatan kepada Allah Subhanu wa Ta’ala’ dan Rasul-Nya.

Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,demikian semoga manfaat  buat kita semua, Yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat  dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq  Watawa saubil shabr “.dan Semoga  pula  Allah Subhanahu wa ta’ala ,Senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-NYA....Aamiin Allahuma AAmiin.
.•Walhamdulillah Rabbil’alamin •.

❀❀ Sahabat  Ukhuwah fillah ALL ❀❀  Silakan di Share….Semua untuk Umat dan Syiar Islam,  Kunjungi page kami dibawah ini dan klik ''Like/Suka'' untuk Bergabung. 

  Jazzakumullahu khayran wa Barakallahu fiikum.

MENATA AKHLAQ  Menuju Ridha dan Cinta-NYA

WANITA SHOLEHAHMutiara  Muslimah  Sejati

INDAHNYA MERANGKAI  Silaturrahmi dan Ukhuwah

Abdul Haris Muenthazzar



SaLaM SantuN Erat  SiLatuRahmi dan UkhuWaH FillaH

¸.••. ¸.••.❀❀.••.¸
Taubat Harus Disegerakan

❀❀.• ¸¸.•*•♥♥.✿❀❀.• ¸¸.•*•♥♥•*¨.••.


Bismillahirrahmanirrahiim..

Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh


.¸.••. •.❀❀..•✿ ✿¸.•.

Salah satu sifat yang pasti dilakukan oleh manusia dan jarang yang luput darinya ialah kencendurngan berbuat kesalahan atau dosa. Hakikat ini diakui’ Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Beliau Bersabda  :

“Semua anak Adam (manusia) banyak melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah ialah orang yang banyak bertaubat”. (H.R At  Tirmidzi).

Manusia berbeda dengan malaikat yang sepanjang hayat tidak pernah melakukan perbuatan ingkar. Malaikat senantiasa patuh apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ada malaikat yang sepanjang masa melakukan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dalam diri manusia terdapat  akal dan nafsu yang mendorong melakukan kebaikan dan keburukan. Hal demikian meletakkan manusia sebaik-baik kejadian dan penuh kesempurnaan , yakni mampu membedakan pilihan mana yang baik dan mana yang buruk. Allah  Subhanahu wa Ta’ala.memberi peluang mereka menghapuskan dosa dengan cara bertaubat.

Bertaubat  bermaksud menyesali segala perbuatan mungkar dan kembali mengikuti segala Perintah-Nya. Taubat yang sebenar-benarnya akan membersihkan diri seperti tidak pernah melakukan dan mengulagi perbuatan dosa yang serupa.

Allah Subhanahu wa Ta’ala.senantiasa mengingatkan manusia agar memohon taubat kepada-Nya. Banyak ayat Al-Quran menukilkan tentang taubat yang dijanjikan Allah sebagai membersihkan diri dari pada dosa dan meningkatkan darajat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :

“Katakanlah (Wahai Muhammad)” Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus asa dari pada Rahmat Allah, karena sesungguhnya Dialah  yang mengampun-Kan segala dosa. Sesungguhnya Dialah  yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih”. (Q.S. Az-Zumar: 53).

Melakukan perbuatan dosa merupakan satu kezaliman terhadap diri sendiri di dunia dan di akhirat. Kezaliman itu menjadi semakin berat dan bertambah jika tidak bertaubat dengan segera. Bertaubat dan memohon keampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ‘karena keterlanjuran yang dilakukan, menyesali dan berazam tidak melakukan kembali dosa akan dapat membersihkan diri.

Taubat boleh dilakukan sepanjang masa tanpa perlu menunggu usia tua atau pada hari tertentu saja. Sebaik-baik taubat ialah yang dilakukan sebaik selepas menyadari telah melakukan dosa. Taubat melahirkan jiwa tenang, bersih dan tidak gusar. Apabila bertaubat dengan sebenar-benarnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala ‘mengaruniakan ketenangan yang abadi dan menjadikan kita benar-benar beriman dan berserah diri semata-mata hanya kepada-Nya.

Dosa yang tidak dibersihkan mudah mendorong diri mengulangi perbuatan yang sama tanpa merasakan perbuatan itu satu dosa. Perbuatan yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi satu kebiasaan dalam diri yang sukar dihentikan. Tidak pelak lagi sering bermunculan ungkapan bahwa segala sesuatu kesalahan atau dosa dilakukan berulang-ulang akan merasa bahwa itu adalah kebiasaan yang toleran. Namun  Sebenarnya setiap kesalahan dan dosa yang dilakukan menjadi satu titik hitam di dalam hati. Jika tidak dibersihkan segera, titik hitam itu lama kelamaan menjadi bertumpuk hitam dan seterusnya menutup pintu hati daripada menerima cahaya kebenaran IlLahi Rabb.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Bersabda   :

“Seorang mukmin jika berbuat satu dosa, maka ternodalah hatinya dengan satu noktah berwarna hitam. Jika dia bertaubat, meninggalkannya dan beristighfar, hatinya akan kembali jernih. Jika dosanya itu bertambah-tambah, noktah hitam itupun turut bertambah hingga menutupi hatinya. Maka itulah karat yang disebut Allah dalam Al-Quran. “(H.R. At Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Baihaqi).

CARA BERTAUBAT

 Kategori dosa yang melibatkan keingkaran terhadap perintah Allah, seperti minum arak dan meninggalkan shalat, cara taubatnya ialah memohon terus keampunan kepada Allah. Subhanahu wa Ta’ala Taubat kategori ini perlu dilakukan dengan menyesali perbuatan tersebut dan tidak akan mengulanginya.

Sebaliknya, dosa melibatkan hubungan sesama manusia seperti menipu, mengumpat dan sebagainya perlu dilakukan dengan memohon pintu maaf kepada orang yang kita melakukan kesalahan itu. Kita perlu bertemu dan menyatakan kesalahan yang telah dilakukan dan memohon agar orang berkenaan memaafkannya.

Bagaimanapun dalam keadaan tiada keyakinan dalam diri dan merasakan timbul kesan buruk seperti membalas dendam, dan sebagainya, Islam mencegah melakukan sesuatu yang dapat mendatangkan keburukan, biarpun asalnya bertujuan baik.

Dalam keadaan demikian, sudah memadai taubat itu memohon  kepada Allah. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala;  Maha Pengampun dan Maha Mengetahui segala yang dilakukan hamba-hamba-Nya.

Biarpun pintu taubat senantiasa terbuka dan tidak ada waktu khusus untuk bertaubat, tidak bermakna peluang itu terus terbuka sehingga detik meninggal dunia. Pintu taubat akan tertutup ketika nyawa sudah hampir ajal. Sebab itu jangan sekali-kali menunda untuk bertaubat.


“Sesungguhnya Allah tetap menerima taubat seseorang hamba-Nya, selagi roh belum sampai di kerongkongan (hampir  tiba ajal), (H.R At Tirmidzi).

Seringkali alasan orang yang menangguhkan taubat karena merasakan dirinya masih muda. Mereka tidak ingin bertaubat ketika usia muda karena ingin terus melakukan perbuatan maksiat yang mendatangkan kepuasan dan kesenangan hidup.Bahkan tidak sedikit kita temui  usia di ambang senja pun masih kerap dengan perbuatan dosa.

Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menolak taubat biarpun sebanyak mana dosa yang telah dilakukan. Biarpun seseorang itu telah melakukan dosa sepanjang hidupnya, tetapi sempat bertaubat sebelum ajalnya, maka dia mati dalam keimanan dan khusnul khatimah dan mendapat balasan surga.

Namun, dua perkara perlu difikirkan mengapa taubat perlu disegerakan dan jangan menanti usia tua untuk bertaubat. Pertama, masa meninggal dunia tidak diketahui oleh siapapun. Meniggal dunia  tidak hanya apabila usia menjelang  tua,sering kita melihat  ramai orang yang meninggal dunia ketika usia muda dan dalam keadaan tiba-tiba.

Kedua, pastikah apabila usia tua kita akan dapat bertaubat. Perhatikan betapa ramai orang tua yang masih  bergelimang dengan dosa. Malah, ada yang semakin tua semakin menjadi-jadi melakukan maksiat, melebihi kelakuannya ketika muda.

Sesungguhnya taubat membersihkan diri daripada kotoran dosa. Apabila diri dalam keadaan bersih maka mudah mendapat rahmat dan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kehidupan ini dilalui dengan tenang, ceria, yakin, berserah dan hanya mengharapkan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala .

Sebaliknya, orang yang dipenuhi dosa merasakan diri senantiasa resah, tidak mendapat kepuasan hidup, tamak, ketagihan melakukan maksiat dan benci melakukan kebaikan. Sebaliknya, syaitan amat suka menjadi rekan kepada orang yang dipenuhi dosa. Syaitan tidak pernah berputus asa menyesatkan manusia dengan berbagai tipu daya. Iblis memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ‘agar dipanjangkan usia hingga Hari Kiamat semata-mata ingin menghasut manusia menjadi hamba yang sesat seperti dirinya.

Sebab itu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, menganjurkan agar umatnya banyak beristighfar  memohon Ampunan Kepada-Nya. Dalam   riwayat, Rasulullah beristighfar setiap hari tidak kurang daripada 70 kali,100 kali sehari, Istighfar bukan saja membersihkan dosa dan memohon Ampunan, tetapi jalan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dengan beristighfar kita akan merasakan diri senantiasa diperhatikan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tiada peluang melakukan sesuatu yang dilarang-Nya.


Barangsiapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah menjadikan untuknya setiap kesusahan itu ada jalan keluar dan dia diberi rezeki yang datangnya tanpa diduganya”. (H.R. Ahmad).

Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, demikian  betapa taubat harus disegerakan dan tidak perlu menunda-nundanya sampai usia menjelang senja , Semoga manfaat  buat kita semua, yang Benar Haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat  dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq  Watawa saubil shabr “.Semoga  Allah Subhanahu wa Ta’ala ‘Senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahuma Aamiin.

.•Walhamdulillah Rabbil’alamin •.


❀❀ Sahabat  Ukhuwah fillah ALL ❀❀  Silakan di Share….Semua untuk Umat dan Syiar Islam,  Kunjungi page kami dibawah ini dan klik ''Like/Suka'' untuk Bergabung.  

Jazzakumullahu khayran wa Barakallahu fiikum. ❀ 


MENATA AKHLAQ  Menuju Ridha dan Cinta-NYA

WANITA SHOLEHAHMutiara  Muslimah  Sejati

INDAHNYA MERANGKAI  Silaturrahmi dan Ukhuwah

Abdul Haris Muenthazzar



SaLaM SantuN Erat  SiLatuRahmi dan UkhuWaH FillaH

¸.••. ¸.••.❀❀.••.¸

Kiat Menjaga & Meningkatkan Iman

♥♥♥•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♥♥♥


Bismillahirrahmanirrahiim.

Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

                                                  
♥♥♥•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♥♥♥

Iman dalam  bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaan-Nya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.

Seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136)

Setelah kita mengetahui dan mengakui dalam hati tentang keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka dapat dikatakan kita sebagai mukmin yang sempurna,Namun demikian iman kita terkadang turun,awalnya semangat ibadah mengebu-gebu tiba-tiba menjadi menurun,tentu semua ini harus cepat diatasi agar tidak berlarut, dan menumpuk menjadi sebuah beban dan membuat kita jatuh terperosok kedalam lubang yang jauh.

Sebelum kita mencari solusinya tentu terlebih dahulu kita harus mencari apa sebab-sebab kenapa hal itu terjadi, kembali kepada diri kita masing-masing karena semua manusia  punya persoalan  yang berbeda-beda dan berbagai problem kehidupan yang beragam. Iman kita selalu turun dan naik setiap saat, untuk menjaga iman kita tetap stabil, ada beberapa ikhtiar dengan sikap istiqamah untuk memelihara iman agar terus meningkat yaitu :  

1.Kata terakhir dan kata pertama. Pastikan bahwa ” ALLAH ” adalah kata
terakhir yang terucap sebelum kita terlelap tidur, begitu juga kata yang pertama
terucap saat kita terbangun. Mudah-mudahan cara ini akan mendorong
untuk mengisi waktu diantara kedua saat itu dengan sebanyak mungkin
mengingat ALLAH.

2.Bangun malam hari. hal pertama berwudhulah, dan tunaikan shalat qiyamul lail
sendirian. ” Umar bin Khathab Radhiyallahu Anhu selalu minta
disediakan secawan air di sebelah tempat tidurnya. Begitu terbangun,
tangannya di basahinya dan di usapkannya kewajahnya, langsung bangkit
berwudhu dan shalat.

3.Bukalah Al-Quran di tengah malam,bacalah pelan-pelan di malam hari
sendirian, baca terjemahannya, resapi maknanya.

4.Bangunkan orang lain,sebelum subuh, bangunkan anggota keluarga yang lain dengan lemah lembut untuk melakukan hal yang sama dengan kita.

5.Tunaikan shalat subuh berjama’ah,bagi laki-laki shalat subuh sempatkan di masjid,bagi wanita shalat berjama’ah di rumah pun baik.

6.Bacakan ayat dan hadist,pilihlah satu ayat Al-Quran dan satu hadist
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam,kepada orang-orang di rumah kita sebagai hadiah di pagi hari, jadikan ayat dan hadist itu bahan obrolan pertama  sebelum berbincang tentang hal lain.

7.Baca sirah Nabi,diusahakan membaca satu atau dua halaman sirah Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam, di pagi hari untuk menambah kecintaan dan keshidiqan kita  kepada Muhammad Nabiyullah yang namanya kita sebut dalam syahadat ke Islaman kita.

8.Sebelum keluar rumah. Jangan lewati pintu rumah untuk berangkat bekerja
atau menuntut ilmu, urusan lainnya, sebelum menyatakan tawwakal kita hanya
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam segala urusan. Ucapakan Bismillahi’ttawakaltu’ala llahi Laa Hawla wa laa quwwata illa billahi… “Dengan nama Allah aku bertawakal“menggantungkan semua urusannku” hanya kepada Allah, tidak ada kemampuan kecuali dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.

9.Mendengar Al-Quran, diusahakan tetap mendengar lantunan Al-Quran
kemanapun kita pergi , baik dari alat elektronik yang bisa kita
setel, atau dari hafalan  sendiri.

10.Berusaha mengucapkan  berbagai macam doa sehari - hari (mulai dari doa masuk kamar kecil sampai doa berkendaraan) yang di ajarkan Rasulullah,dengan niat hanya kepada Allah. Semakin kita tergantung hanya kepada Allah dalam segala urusan, semakin independen kita dari pengaruh manusia lain, siapapun dia, stinggi apapun jabatannya tehadap kita, sebanyak apapun hartanya di bandingkan dengan diri kita. Begitu Allah melihat bukti bahwa kita hanya bergantung kepada-Nya, Pasti Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengangkat derajat kita di hadapan manusia lain, dan memudahkan semua urusan kita.

11.Kegiatan utama shalat,aturlah agenda harian kita ,berdasarkan rotasi
lima waktu shalat,rancanglah semua agenda kerja dan kegiatan sedemikian
rupa, yang membuat kita sudah berada di tempat menunaikan shalat dalam
keadaan berwudhu minimal 15 menit sebelum adzan berkumandang. InsyahAllah berkah demi berkah akan di limpahkan kepada kita.

12.Wudhu sempurna,peliharalah wudhu kita selama mungkin. Berwudhulah
dengan sempurna.perhatikanlah air yang menetes dari kulit wajah dan bagian - bagian tubuh, saksikan dosa-dosa bercucuran besama air itu.

13.Shalat terakhir tunaikan shalat seakan - akan itu shalat kita yang terakhir. Hadapkan tubuh lurus-lurus ke arah Ka’bah Baitullah. tundukkan jiwa hadapan Allah Pencipta dan Pemelihara Hidup. ejalah satu demi satu bacaan shalat dengan kerendahan hati di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

14.Berpuasa/shaum, lakukanlah shaum sunnat sebanyak mungkin, karena orang yang bershaum doanya di ijabah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sedangkan doa adalah senjata utama orang Mu’min.

15.Berinfaq dan bershadaqah,apapun bentuk harta yang kita miliki semampunya, itu
sepenuhnya hak Allah. Gunakan harta itu sesuai kehendak pemilik-Nya yang
sejati. Dengan memperbanyak shadaqah dan berinfaq untuk menunjukkan kepada Allah, bahwa harta yang ada pada kita sama sekali tidak mengganggu kesadaran kita, ” Bahwa ini semua milik Engkau ya Allah “.

16.Bersahabat. bergaul dan bersahabatlah sebanyak dan sesering mungkin
dengan sesama orang yang memiliki iman, dahulukan iman, ibadah, ilmu dan
amal shaleh, bila bergaul dengan orang yang masih lemah iman, perlakukan  lemah lembut dengannya dengan tujuan kita membagi kelezatan iman yang sudah kita rasakan. kita akan di hidupkan bersama dengan teman kita semasa hidup.

Selain uraian  diatas ada beberapa ikhtiar dengan sikap istiqamah untuk memelihara iman agar terus meningkat diantaranya yaitu :  

a.Niat yang kuat untuk senantiasa istiqamah menjaga iman kita kepada Allah Subanahu wa Ta’ala

b.Banyak berdzikir dan sering – sering mengikuti pengajian atau majlis ta’lim langsung atau melalui media-media massa dan elektronik.

c.Memperbanyak istighfar, mohon ampunan kepada Allah,mengingat-ingat  kematian dan perbanyak silaturrahmi

d.Hindari kegiatan-kegiatan yang tidak mendatangkan manfaat dan Jauhi tempat-tempat maksiat

e.Banyak mengambil ibrah atau pelajaran hidup dari orang lain dan Senantiasa melakukan Muhasabah / Intropeksi diri setiap saat

f.Hindari berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan muhrim, karena syaithan senang dan akan menggelincirkan.

g.Berdoalah yang banyak kepada Allah , agar tetap bisa istiqamah, terjaga iman kita bahkan semakin bertambah.

Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala , ibarat sebuah pohon semakin tinggi pohon tersebut maka semakin tinggi pula terpaan angin yang menghadangnya, begitu juga dengan kita, kalau tidak pandai-pandai menjaga iman, kita akan tergelincir oleh bujuk rayu syaithan yang senantiasa menggoda keimanan kita.

Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,demikian semoga manfaat  buat kita semua, Yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat  dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq  Watawa saubil shabr “.dan Semoga  pula  Allah Subhanahu wa ta’ala ,Senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-NYA....Aamiin Allahuma AAmiin. * Refrensi dari berbagai sumber *
.•Walhamdulillah Rabbil’alamin •.

❀❀ Sahabat  Ukhuwah fillah ALL ❀❀  Silakan di Share….Semua untuk Umat dan Syiar Islam,  Kunjungi page kami dibawah ini dan klik ''Like/Suka'' untuk Bergabung.  

Jazzakumullahu khayran wa Barakallahu fiikum.

MENATA AKHLAQ  Menuju Ridha dan Cinta-NYA

WANITA SHOLEHAHMutiara  Muslimah  Sejati

INDAHNYA MERANGKAI  Silaturrahmi dan Ukhuwah

Abdul Haris Muenthazzar



SaLaM SantuN Erat  SiLatuRahmi dan UkhuWaH FillaH

¸.••. ¸.••.❀❀.••.¸


Kemuliaan Akhlaq Sahabat Rasulullah


•.¸.••..❀❀.••.¸✿ ✿.


Bismillahirrahmanirrahiim..


Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh


.¸.••. •.❀❀..•✿ ✿¸.•..¸.••.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagai Rahmatan lil alamin. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam’sebagai rahmat bagi seluruh manusia, menyelamatkan mereka dari kesesatan yang akan menjerumuskan kedalam neraka. Menuntun mereka ke jalan hidayah  yang  di ridhai, yang akan mengantarkan manusia ke surga.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’ dipilih oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala’sebagai utusan-Nya,pembawa berita,menyempurnakan akhlaq manusia dan pemberi peringatan  yang tertuang dalam Al Quran, Wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diturunkan kepada  Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam,melalui perantaraan malaikat Jibril, yang disertai petunjuk pelaksanaannya berupa  As Sunnah yang shahih,Sunnah adalah merupakan aplikasi amal perbuatan dan kemuliaan akhlaq dalam kehidupan sehari-hari yang di contohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

As Sunnah meliputi Aqidah yaitu keimanan dan keyakinan yang teguh dan kokoh kepada enam rukun Iman yang meliputi , 1. Iman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,2.Iman kepada Malaikat, 3.Iman kepada Kitab Allah,4.Iman Kepada Rasul Allah,5.Iman kepada hari kiamat,6.Iman kepada qadha dan qadhar. Serta ibadah mahdah kepada  Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tertuang dalam Rukun Islam yang lima yaitu : 1.Mengucapkan dua kalimat syahadat,2.Mendirikan Shalat lima waktu,3.Mengeluarkan zakat, 4.Shaum pada bulan ramadhan,5.Menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Juga  kegitan muamalah sosial antara sesama manusia (ghairamahdah).

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :

“Dari Umar Bin Khatthab Radhiyallahu Anhu’ia berkata ;kabarkanlah kepadaku tentang Iman..”Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’menjawab,”Engkau beriman kepada Allah,malaikat-malaikat-Nya,Kitab-kitab-Nya,Rasul-Rasul-Nya,dan kepada hari akhir,serta engkau beriman kepada ketentuan qadha dan qadhar-NYA” (H.R. Muslim).

Sesungguhnya agama Islam itu mudah (ringan), semua kewajiban dalam syariat Islam bercirikan kemudahan, maka tidak ada pilihan lain bagi orang yang berakal sehat, kecuali mendengar dan mentaati agar dia mendapat keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala’ Berfirman :

“Allah menghedaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (Q.S. Al Baqarah : 185).

“Dan sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam Agama suatu kesempitan.” (Q.S. Al Hajj : 78).

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :

 “Dari Abi Hurairah Radhiyallahu Anhu’bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’pernah Bersabda “Sesungguhnya Agama itu mudah (ringan), siapa yang memperberat dirinya dalam beragama,dia tidak akan bias melaksanakannya, karena itu amalkanlah Agama sesuai tuntunanya (sesuai contoh dari Rasul), berushalah mendekatkan diri kepada Allah,bergembiralah dengan pahala yang akan kau terima,dan kerjakanlah shalat pada pagi hari,siang,dan menjelang malam.” (H.R. Bukhari).

Allah Subhanahu wa Ta’ala’ meletakan kejayaan manusia di dunia dan di akhirat hanya dalam Amal Agama yang sempurna seperti yang dibawah oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.’ Kondisi umat Islam saat  ini terkadang belum mempunyai kemampuan untuk mengamalkan agama secara kaffah dan sempurna. Tetapi para Sahabat-sahabat   Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dahulu mampu mengamalkan agama secara sempurna karena pada diri mereka terdapat enam sifat-sifat kemuliaan akhlaq.

Apabila umat Islam saat ini memiliki  dan mengamalkan enam sifat-sifat kemuliaan akhlaq para sahabat dengan sendirinya akan mampu mengamalkana agama secara kaffah dan  sempurna. Ke enam sifat  Sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tersebut yaitu :


1.YAKIN PADA KALIMAH TAYYIBAH 


( Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah).
Laa Ilaaha Illallah 

Meyakini Allah dengan penuh keyakinan teguh dan mengakar ke jiwa dengan menyatakan tidak ada Tuhan  selain Allah, tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah, tunduk dan patuh segala aturan yang telah ditentukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :

 “Dari Utsman Radhiyallahu Anhu’ berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’bersabda “Barangsiapa meninggal dunia sedang ia meyakini bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah,maka ia pasti masuk surga.”(H.R. Muslim ).

Muhammadur Rasulullah

Meyakini bahwa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam’adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala,’dan meyakini bahwa satu-satunya jalan untuk mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat hanyalah dengan mengikuti cara hidup Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :

Dari Anas Radhiyallahu Anhu’ berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’bersabda “Barangsiapa yang mengidupkan Sunnahku,sungguh ia mencitaiku,dan barangsiapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di dalam surga.”(H.R. As Sajzi, - Jami’ush Shaghir).


2. SHALAT KHUSYU ‘WAL KHUDHU


Shalat khusyu wal’ khudu adalah Shalat yang diiringi konsentrasi menghadirkan keagungan Allah ke dalam hati dan merendahkan diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta dilaksanakan sesuai dengan cara Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.Shalat khusyu wal khudu membawa sifat ketaatan yang ada dalam shalat ke dalam aktifitas kehidupan sehari-hari.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :

“Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar” (Q.S  Al Ankabut : 45). 


3. ILMU MA’A DZIKIR


Ilmu adalah segala petunjuk yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,dan Dzikir  adalah mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala  setiap saat, dimana terus menerus menyebut dan mengangungkan asma-sama-Nya yang Agung.

Allah Subhanahu wa Ta’ala’ Berfirman :

“Karena itu, ingatlah kalian kepada-KU, niscaya Aku (ALLAH) akan ingat pula kepada kalian. Dan bersyukurlah Kepada-Ku, serta janganlah kalian mengingkari nikmat-Ku.”(Q.S. Al Baqarah : 152).

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :

“Diriwayatkan dalam kitab Shahih Bukhari dari Abu Musa Al Asy’ari Radhiyallahu Anhu’ bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’ Bersabda “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Rabb-Nya dan yang tidak berdzikir kepada-Nya, seperti perimpamaan orang yang hidup dengan orang yang sudah meninggal dunia,” (H.R.  Bukhari).

“Dari Abi Hurairah Radhiyallahu Anhu’bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’ Bersabda “ Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudah baginya jalan menuju surga.”(H.R At Tirmidzi).

 “Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu’ berkata  Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’ Bersabda “ Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk diberi kebaikan, maka Allah akan memberinya kefahaman dalam Agama.”(H.R Ahmad dan At Tirmidzi).


4. IKRAMUL MUSLIMIN 


Ikramul Muslimin yaitu ‘Memuliakan sesama saudara kita Muslim, dengan menunaikan hak-haknya tanpa menuntut hak-hak kita pada mereka.dan melakukan dengan ikhlas dan hanya mengharap keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ukhuwah Islamiyah atau  Persaudaraan dalam Islam adalah salah satu karunia, cahaya, dan nikmat Ilahiyah yang dituangkan oleh Allah ke dalam hati hambanya yang ikhlas,  dan orang-orang yang bertaqwa kepada-Nya, serta menyatu dengan Iman dan Taqwa. Karena tidak ada ukhuwah tanpa Iman, dan tiada Iman tanpa Ukhuwah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :

“Sesungguhnya semua orang mukmin  itu bersaudara, oleh sebab itu berbuat baiklah kepada sesama saudaramu, dan bertakwalah kepada Allah semoga kamu mendapat rahmat,”(Q.S. Al Hujurat : 10)

 Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :

“Allah Senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu menolong saudaranya..” (H.R. Muslim,Abu Dawud, dan At Tirmidzi dari Abi Hurairah Radhiyallahu Anhu).

 “Tidak beriman seorang dari kamu, sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (HR. Bukhari . Muslim).

“Dari Abu Dzar Radhiyallahu Anhu’ berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’ Bersabda “Senyumu di hadapan wajah saudaramu adalah sedekah bagimu,”(H.R. At Tirmidzi)

“Barangsiapa menutupi aib seorang Muslim di dunia, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat..”(H.R. Muslim,Abu Dawud, dan At Tirmidzi dari Abi Hurairah Radhiyallahu Anhu).


5. TASH-HIIUN NIYYAH (IKHLASHUN NIYYAH)


Tash hiiun niyyah yaitu Memperbaiki atau membetulkan niat, membersihkan niat kita dalam setiap amal dari niat-niat lain kecuali hanya untuk mencari keridhaan dan mengharap di cintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :

“Dari Abu Ummah Al Bahili Radhiyallahu Anhu’ berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’ Bersabda “Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amal kecuali amal itu disertai keikhlasan semata-mata mencari keridahan Allah,”(H.R. Nasai).

“Dari Abi Hurairah Radhiyallahu Anhu’bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’ Bersabda “ Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupamu dan hartamu, Tetapi Allah memandang kepada hatimu dan amalmu,”( H.R  Muslim).


6. DAKWAH WAT TABLIGH


Dakwah dan tabligh yaitu mengajak, menyampaikan dan menghidupkan Agama dalam diri sendiri dan pada seluruh manusia.

Allah Subhanahu wa Ta’ala’ Berfirman :

 “Hendaklah ada diantaramu segolongan umat yang mengajak kepada kebaikan (Islam), menyuruh berbuat yang maruf dan melarang berbuat kemungkaran. Maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.”(QS. Ali Imran : 104).

“Kamu adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia, guna menyuruh manusia berbuat kebajikan dan melarang melakukan kemungkaran.”(QS. Ali Imran : 110).

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :

“Barangsiapa Menunjukkan kepada Kebaikan. Maka ia memperoleh Pahala yang sama seperti yang melakukan atau mengamalkan Kebaikan itu.” (H.R. Muslim,Abu Dawud dan At  Tirmidzi)

Dengan mengamalkan  sifat-sifat  kemuliaan akhlaq  para sahabat  Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tersebut  diatas, kita mengharapkan adanya perubahan kearah yang baik dan teciptanya persaudaraan Islam yang kokoh dengan mengesampingkan segala bentuk perbedaan menuju kebahagian dan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.

Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,demikian semoga manfaat  buat kita semua,’ Yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat  dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq  Watawa saubil shabr “.Semoga  Allah Subhanahu wa ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahum Aamiin.

.•Walhamdulillah Rabbil’alamin •.

❀❀ Sahabat  Ukhuwah fillah ALL ❀❀  

Silakan di Share….Semua untuk Umat dan Syiar Islam,  Kunjungi page kami dibawah ini dan klik ''Like/Suka'' untuk Bergabung.  

Jazzakumullahu khayran wa Barakallahu fiikum.

MENATA AKHLAQ  Menuju Ridha dan Cinta-NYA

WANITA SHOLEHAHMutiara  Muslimah  Sejati

INDAHNYA MERANGKAI  Silaturrahmi dan Ukhuwah

Abdul Haris Muenthazzar





SaLaM SantuN Erat  SiLatuRahmi dan UkhuWaH FillaH

♥♥.•*´¨`  •.♥♥¸.••.♥♥.´¨`*•.♥