❀✿ Makna Sabar Dan Syukur ✿❀
❀❀.•❤• ﷲ¸¸.•*•♥♥•*¨.•❤•.✿❀❀.•❤• ﷲ¸¸.•*•♥♥
❀❀.•❤• ﷲ¸¸.•*•♥♥•*¨.•❤•.✿❀❀.•❤• ﷲ¸¸.•*•♥♥
Bismillahirrahmanirrahiim..
Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
✿.❀¸.•❤•.❀ •.❀❀.❀.•❤•✿ ✿¸.•❤.
Kehidupan itu adalah suatu
harapan,dan rangkaian irama amal yang mengantarkan seseorang pada tujuan hidup,Harapan-harapan
itu seharusnya seirama dan mendukung pencapaian tujuan hidup seseorang , namun kenyataan
banyak harapan dan tujuan hidup itu tidak saling mendukung sehingga kehidupan
berujung pada kekecewaan.Dalam Islam ada rangkaian kata yang begitu indah,
yaitu Sabar dan Syukur yang saling terkait dalam membangun realita kehidupan.
Ahli Surga itu sendiri merupakan
rangkaian akumulasi amal kita dalam
membangun rasa sabar dan syukur ,inilah salah satu kunci ahli surga yang patut
kita bina, Sebagai orang yang beriman dan telah menjadikan Islam sebagai
pegangan hidup dan tuntunan hidup, tentunya sabar dijadikan salah satu tuntunan
akhlaq yang harus dilaksanakan dalam kehidupan ini.
“Dan siapa saja yang sabar dan mema’afkan,
maka itu termasuk amal yang sangat baik” (QS. Asy-Syuraa: 43).
“Pergunakanlah untuk mencapai tujuanmu
kesabaran dan shalat. Sesungguhnya ALLAH selalu membantu orang-orang yang
sabar” (QS. Al-Baqarah: 153).
Menurut
Syekh Al Hakim At Tirmidzi”Yang dimaksud
dengan syukur adalah menyadari Karunia yang
Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan pada dirinya,sedangkan yang dimaksud
dengan sabar adalah tetap dalam kedudukannya bersama Rabb-Nya,Sementara itu dilihat dari segi
bahasa,Syukur adalah terbukanya qalbu hingga karunia Rabb tampak padamu.Di
dadamu,Karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu terlihat pada sesuatu yang DIA
berikan padamu. Diriwayatkan dari Hasan Al Basri bahwa Nabi Musa Alaihi Salam
bertanya .”Tuhan,bagaimana cara Adam bersyukur kepada-MU?”Tuhan menjawab,”Dia
mengetahui hal itu bersumber dari-KU,itulah bentuk syukurnya.”
Dari
Suhaib Radhiyallahu Anhu, bahwa
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda,
"Sungguh
menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik
baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang
mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia
mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia
tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut
merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)
Hadits diatas memiliki makna yang luas sekaligus memberikan
definisi mengenai sifat dan karakter orang yang beriman. Setiap orang yang
beriman digambarkan oleh Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam’ sebagai orang yang memiliki pesona, yang
digambarkan dengan istilah ‘ajaban’. Karena sifat dan karakter ini akan
mempesona siapa saja.
Kesabaran
merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala . Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan
setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari
keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan
jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga
tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’, menggambarkan tentang ciri dan keutamaan orang
yang beriman sebagaimana hadits di atas.
Namun
kesabaran adalah bukan semata-mata memiliki pengertian "nrimo",
ketidak mampuan dan identik dengan ketertindasan. Sabar sesungguhnya memiliki
dimensi yang lebih pada pengalahan hawa nafsu yang terdapat dalam jiwa insan.
Dalam berjihad, sabar diimplementasikan dengan melawan hawa nafsu yang
menginginkan agar dirinya duduk dengan santai dan tenang di rumah. Justru
ketika ia berdiam diri itulah, sesungguhnya ia belum dapat bersabar melawan
tantangan dan memenuhi panggilan Ilahi.
Sabar
juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi
maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan baik lagi. Bahkan seseorang
dikatakan dapat diakatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah
dan menyerah begitu saja. Sabar dalam ibadah diimplementasikan dalam bentuk
melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu
lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan shalat secara berjamaah. Sehingga
sabar tidak tepat jika hanya diartikan dengan sebuah sifat pasif, namun ia
memiliki nilai keseimbangan antara sifat aktif dengan sifat pasif.
Makna
Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, dan sudah menjadi
istilah dalam bahasa Indonesia. Asal katanya adalah "Shabar", yang
membentuk infinitif (masdar) menjadi "shabran". Dari segi bahasa,
sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna.
“Dan
bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan
janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati
Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.”
(QS. Al-Kahfi : 28)
Perintah
untuk bersabar pada ayat di atas, adalah untuk menahan diri dari keingingan
‘keluar’ dari komunitas orang-orang yang menyeru Rabb- Nya serta selalu
mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai
pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang
lalai dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Amru
bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima
ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam
al-Khowas, bahwa sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan Al-Qur'an
dan sunnah. Sehingga sesungguhnya sabar tidak identik dengan kepasrahan dan
ketidak mampuan. Justru orang yang seperti ini memiliki indikasi adanya ketidak
sabaran untuk merubah kondisi yang ada, ketidak sabaran untuk berusaha, ketidak
sabaran untuk berjuang dan lain sebagainya.
Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan umatnya untuk sabar ketika
berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya
adalah menggunakan senjata (perang). Artinya untuk berbuat seperti itu perlu
kesabaran untuk mengeyampingkan keiinginan jiwanya yang menginginkan rasa
santai, bermalas-malasan dan lain sebagainya. Sabar dalam jihad juga berarti
keteguhan untuk menghadapi musuh, serta tidak lari dari medan peperangan. Orang
yang lari dari medan peperangan karena takut, adalah salah satu indikasi tidak
sabar.
Inilah
sekelumit sketsa mengenai kesabaran. Pada intinya, bahwa sabar mereupakan salah
satu sifat dan karakter orang mu'min, yang sesungguhnya sifat ini dapat
dimiliki oleh setiap insan. Karena pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk
mengembangkan sikap sabar ini dalam hidupnya.
Sabar
tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang ada, atau
identik dengan keterdzaliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif, untuk
merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik lagi. Oleh
karena itulah, marilah secara bersama kita berusaha untuk menggapai sikap ini.
Insya Allah, Allah akan memberikan jalan bagi hamba-hamba-Nya yang berusaha di
jalan-Nya.
Dari uraian diatas maka
keberadaan sabar dan syukur ini bagi umat Islam harusnya mempunyai tempat yang
khusus di dalam pribadinya yang diaplikasikan dalam perilaku kehidupan
keseharian,lalu bagaimana kita semestinya menempatkan dan membangun rasa sabar
dab syukur sebagai kunci surga ini dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Sifat dan perilaku bersyukur
ini kita awali dengan mengenal nikmat,karena mengenal nikmat itu adalah jalan
untuk mengenal Sang Pemberi nikmat.dalam hal ini “Ibnu Al Qayyim dalam Madaarij
Al Salikin menuliskan kalau pengertian syukur ada tiga yaitu : (1).Mengenal
nikmat,(2).Menerimanya dan (3).Memujinya. Mengenal nikmat terwujud lewat rasa
butuh kepada-Nya,Memuji adalah dengan memuji Zat Yang Memberi nikmat.Wujudnya
ada yang bersifat umum (menyadari-Nya sebagai Zat Yang Maha Pemurah dan banyak
memberi) dan yang bersifat khusus (menceritakan nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan
lewat dirinya).
Adapun sabar ini adalah
wujud ujian untuk melihat kebaikan dan keburukan,dengan cara seperti itu,tentu
akan terlihat diri kita apakah tetap teguh dihadapan-Nya.dan juga menampakkan
gambaran kejujuran seseorang,yakni apakah kita benar-benar bersyukur
kepada-Nya.
“Dalam semua kejadian itu
terdapat bukti kekuasaan ALLAH bagi orang yang selalu sabar dan bersyukur”.(Q.S.
Ibrahim : 15).
Dari
ayat tersebut diatas terlihat jelas
bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mendahulukan sabar sebelum syukur, karena sikap
sabar memperlihatkan rasa syukur. Syukur
tersebut tersimpan didalamnya,sebagaimana api tersembunyi di dalam batu.
Ujian ibarat sebatang kayu yang memunculkan api lewat bara.Ketika batu tersebut
dinyalakan,maka tampaklah api yang tersembunyi tadi.
Sahabat-sahabat yang di
Rahmati Allah Subhanahu wa
Ta’ala, . Mudah-mudahan manfaat buat kita semua,yang benar haq semua datang-Nya
dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,Yang kurang dan khilaf mohon sangat dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi
al-haq Watawa saubil shabr “.Semoga Allah
Subhanahu wa Ta’ala . senantiasa
menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..AAmiin Allahuma AAmiin.
❀.•❤•Walhamdulillah Rabbil’alamin
•❤•.❀
♥.•*´¨`*•. (`'•.¸♥ ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥ ♥.•*´¨`*•. (`'•.¸♥ ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥
❀❀
Sahabat Ukhuwah fillah ALL ❀❀
Silakan di Share….Semua untuk Umat dan Syiar Islam, Kunjungi page kami dibawah ini dan klik
''Like/Suka'' untuk Bergabung,❀ Jazzakumullahu khayran wa Barakallahu fiikum. ❀
✿MENATA AKHLAQ Menuju Ridha dan Cinta-NYA✿
✿WANITA SHOLEHAH✿Mutiara Muslimah
Sejati✿
✿✿
✿✿
❀SaLaM
SantuN Erat SiLatuRahmi dan UkhuWaH
FillaH✿
✿¸.•❤•.❀ ✿¸.•❤•❤•.❀❀.•❤•.¸✿
Tidak ada komentar:
Posting Komentar